Kamis, 09 April 2015

TULISAN 1 SOFTSKILL BAHASA

230 Mobil Jadi 'Korban' Fast & Furious 7
Tidak lama setelah para bintang seperti Vin Diesel dan Michelle Rodriguez beristirahat dari sisa film Furious 7, kru film yang lainnya menantang maut dengan berkejar-kejaran di jalan pegunungan yang berkelok, tepatnya di Colorado Springs. Jansen pemilik Bonnie’s Car Crushers tiba-tiba menerima sebuah panggilan.
"Seorang pembuat film akan membeli mobil rongsokan,"
Dia bertanya-tanya apakah mereka akan mengangkut lebih dari 20 atau 30 kendaraan hancur yang bisa diperbaiki, termasuk beberapa diantaranya Mercedes-Benz warna hitam, Ford Crown Victoria dan Mitsubishi Montero. Namun, ternyata lebih dari itu.
Jansen bersama beberapa krunya menghabiskan beberapa hari untuk memasukkan mobil ke sebuah truk semi-trailer untuk memuat mobil-mobil tersebut. Pembuat film mengatakan, mereka akan merusak semua mobil tersebut.

Mobil-mobil tersebut dibangun, dimodifikasi dan disiapkan sebagaimana mestinya untuk film action dengan melibatkan mekanik, menggunakan ban drag race serta menggunakan bahan bakar beroktan tinggi. Tapi setelah film berakhir, apa yang terjadi, mobil-mobil diterjunkan dengan parasut dari pesawat, terjun dari tebing dan ditabrak tank.
Dennis McCarthy, koordinator mobil dalam film Furious 7 mengatakan, dia telah membeli mobil sekitar 300 sampai 350 mobil dan sebagian besar dari mobil yang telah dibeli tersebut dirusak.
McCarthy mengatakan, Furious 7 telah mengorbankan sekitar lebih 230 mobil untuk adegan dramatisnya. Kemudian untuk adegan kejar-kejaran di jalan pegunungan Monarch Pass, Colorado saja mereka menghancurkan sekitar 40 mobil.
"Selama syuting adegan itu kami mungkin menghancurkan 40 lebih mobil," kata McCarthy. "Mobil-mobil yang hancur saat itu ada Mercedes-Benz, Ford Crown Victoria dan Mitsubishi Montero," lanjutnya.
McCarthy juga membantah bahwa mereka menggunakan ratusan mobil yang sama dan dimunculkan dalam banyak adegan ekstrem. Dia menegaskan, adegan tersebut tidak mungkin untuk menggunakan kendaraan yang sama.
Selain itu, McCarthy dan timnya selalu menyediakan mobil cadangan jika yang mobil asli rusak di lokasi syuting. Sebagai contohnya adegan mobil jatuh dari pesawat, McCathy menyiapkan enam mobil Subaru WRXs dengan enam Jeep yang berbeda, delapan Camaro dan Dodge Charger dan Challengers. "Jadi total ada 34 mobil untuk adegan tersebut," katanya.
Mobil-mobil yang rusak tersebut dihancurkan oleh Bonnie’s Car Crushers. Hal ini dilakukan agar mobil-mobil tersebut tidak dipakai lagi oleh orang lain. Total produksi film sendiri dilaporkan menelan biaya hingga US$250 juta atau sekitar Rp3,2 triliun
Angka tersebut bukanlah lagi fenomenal. Seri Fast and Furious sebelumnya tak kalah sadis dalam menghancurkan mobilnya, diperkirakan ada sekitar 300-400 mobil hancur dalam Fast and Furious 6.
Penghancuran ratusan mobil sudah jadi makanan lama bagi produsen film aksi Hollywood. Film Captain America: The Winter Soldier' telah menghancurkan 150 mobil dan Good Day To Die Hard dikabarkan telah meremukkan sekitar 132 mobil atau senilai US$11 juta untuk adegan kebut-kebutan

TUGAS 2 SOFTSKILL BAHASA INDONESIA

I.                  Karangan Ilmiah
Karangan Ilmiah merupakan karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis dengan metodologi penulisan yang baik dan benar. Karangan ilmiah merupakan karya tulis yang isinya berusaha memaparkan suatu pembahasan secara ilmiah yang dilakukan oleh seorang penulis atau peneliti. Untuk memberitahukan sesuatu hal secara logis dan sistematis kepada para pembaca.
Ciri-ciri Karangan llmiah
Ciri karangan ilmiah tidak semua karya yang ditulis secara sistematis dan berdasarkan fakta di lapangan adalah sebuah karya ilmiah sebab karya ilmiah mempunyai ciri-ciri seperti berikut ini:
  1. Objektif. Keobjektifan ini menampak pada setiap fakta dan data yang diungkapkan berdasarkan kenyataan yang sebenarnya, tidak dimanipulasi. Juga setiap pernyataan atau simpulan yang disampaikan berdasarkan bukti-bukti yang bisa dipertanggungjawabkan.
  2. Netral. Kenetralan ini bisa terlihat pada setiap pernyataan atau penilaian bebas dari kepentingan-kepentingan tertentu baik kepentingan pribadi maupun kelompok. Oleh karena itu, pernyataan-pernyataan yang bersifat mengajak, membujuk, atau mempengaruhi pembaca perlu dihindarkan.
  3. Sistematis. Uraian yang terdapat pada karya ilmiah dikatakan sistematis apabila mengikuti pola pengembangan tertentu. Dengan cara demikian, pembaca akan bisa mengikutinya dengan mudah alur uraiannya
  4. Logis. Kelogisan ini bisa dilihat dari pola nalar yang digunakannya, pola nalar induktif atau deduktif. Kalau bermaksud menyimpulkan suatu fakta atau data digunakan pola induktif; sebaliknya, kalau bermaksud membuktikan suatu teori atau hipotesis digunakan pola deduktif.
  5. Lengkap. Segi-segi masalah yang diungkapkan itu dikupas selengkap-lengkapnya.
  6. Lugas. Pembicaraan langsung kepada hal pokok. Serta tidak melebih-lebih kan sesuatu.
  7. Jelas. Segala keterangan yang dikemukakan dapat mengungkapkan maksud secara jernih.
  8. Tidak argumentatif.
  9. Tidak persuasif.
  10. Penyajian menggunakan ragam bahasa ilmiah dan bahasa tulis yang lazim.
Jenis-jenis karangan ilmiah  
  1. Makalah adalah karya tulis ilmiah yang menyajikan suatu masalah yang pembahasannya berdasarkan data di lapangan yang bersifat empiris-objektif. Makalah menyajikan masalah dengan melalui proses berpikir deduktif atau induktif.
  2. Kertas kerja seperti halnya makalah, adalah juga karya tulis ilmiah yang menyajikan sesuatu berdasarkan data di lapangan yang bersifat empiris-objektif. Analisis dalam kertas kerja lebih mendalam daripada analisis dalam makalah.
  3. Skripsi adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan pendapat penulis berdasarkan pendapat orang lain. Pendapat yang diajukan harus didukung oleh data dan fakta empiris-objektif, baik bedasarkan penelitian langsung (observasi lapangan, atau percobaan di laboratorium), juga diperlukan sumbangan material berupa temuan baru dalam segi tata kerja, dalil-dalil, atau hukum tertentu tentang salah satu aspek atau lebih di bidang spesialisasinya.
  4. Tesis adalah karya tulis ilmiah yang sifatnya lebih mendalam dibandingkan dengan skripsi. Tesis mengungkapkan pengetahuan baru yang diperoleh dari penelitian sendiri.
  5. Disertasi adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan suatu dalil yang dapat dibuktikan oleh penulis berdasarkan data dan fakta yang sahih (valid) dengan analisis yang terinci. Disertasi ini berisi suatu temuan penulis sendiri, yang berupa temuan orisinal. Jika temuan orisinal ini dapat dipertahankan oleh penulisnya dari sanggahan penguji, penulisnya berhak menyandang gelar doktor (S3).
Contoh Karangan Ilmiah
  1. Pelayanan Pendidikan yang Berkualitas Dapat Mengembangkan Potensi Peserta Didik Secara Maksimal.
  2. Bahaya Merokok
II.               Pengertian Karangan Non Ilmiah
Karangan non ilmiah adalah karangan yang menyajikan fakta pribadi tentang pengetahuan dan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari, bersifat subyektif, tidak didukung fakta umum, dan biasanya menggunakan gaya bahasa yang popular atau biasa digunakan (tidak terlalu formal).
Ciri-ciri Karangan Non Ilmiah
Adapun ciri-ciri karangan non ilmiah adalah sebagai berikut :
  1. Emotif, kemewahan dan perasaan lebih menonjol, tidak sistematis, lebih mencari keuntungan dan minim informasi.
  2. Bersifat persuasif
  3. Deskriptif, pendapat pribadi, sebagian imaginatif dan subjektif.  
  4. Penyajian dibarengi dengan sejarah.
  5. Ditulis berdasarkan fakta pribadi.
  6. Gaya bahasa yang konotatif dan populer.
  7. Tidak memuat hipotesis
  8. Situasi didramatisir.
Jenis-Jenis Karangan Non Ilmiah :
Secara umum, jenis-jenis karangan yang termasuk dalam karangan non ilmiah dapat dibedakan sebagai berikut :
  1. Dongeng : merupakan bentuk sastra lama yang bercerita tentang suatu kejadian yang luar biasa yang penuh khayalan (fiksi) yang dianggap oleh masyarakat suatu hal yang tidak benar-benar terjadi. Berfungsi untuk menyampaikan ajaran moral (mendidik), dan juga menghibur.
  2. Cerpen : merupakan karangan pendek yang berbentuk prosa. Dalam cerita pendek dikisahkan sepenggal kehidupan tokoh yang penuh pertikaian, peristiwa yang mengharukan atau menyenangkan dan mngandung kesan yang tidak mudah dilupakan.
  3. Novel : merupakan karangan prosa yang lebih panjang dari cerita pendek dan menceritakan kehidupan seseorang dengan lebih mendalam dengan menggunakan bahasa sehari-hari serta banyak membahas aspek kehidupan manusia.
  4. Drama : adalah karya sastra yang ditulis dalam bentuk dialog dengan maksud dipertunjukkan oleh aktor.
  5. Roman : adalah sejenis karya sastra dalam bentuk prosa atau gancaran yang isinya melukiskan perbuatan pelakunya menurut watak dan isi jiwa masing-masing.
Contoh Karangan Non Ilmiah
Dongeng, cerpen, novel, drama, dan roman
III.           Pengertian Metode Ilmiah
Metode ilmiah adalah proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis. Ilmuwan melakukan pengamatan serta membentuk hipotesis dalam usahanya untuk menjelaskan fenomena alam. Prediksi yang dibuat berdasarkan hipotesis tersebut diuji dengan melakukan eksperimen. Jika suatu hipotesis lolos uji berkali-kali, hipotesis tersebut dapat menjadi suatu teori ilmiah.
  1. Unsur utama metode ilmiah adalah pengulangan empat langkah berikut:
  2. Karakterisasi (pengamatan dan pengukuran)
  3. Hipotesis (penjelasan teoretis yang merupakan dugaan atas hasil pengamatan dan pengukuran)
  4. Prediksi (deduksi logis dari hipotesis)
  5. Eksperimen (pengujian atas semua hal di atas)

Tujuan METODE ILMIAH
adalah mendapatkan pengetahuan ilmiah (yang rasional, yang teruji) sehingga merupakan pengetahuan yang dapat diandalkan.secara luas di simpulkan bahwa tujuan metode ilmiah yaitu:
1.   Mendapatkan pengetahuan ilmiah (yang rasional, yang teruji) sehingga merupakan pengetahuan yang dapat diandalkan.
2.   Merupakan suatu pengejaran terhadap kebenaran yang diatur oleh pertimbangan-pertimbangan logis.
3.   Untuk mencari ilmu pengetahuan yang dimulai dari penentuan masalah, pengumpulan data yang relevan, analisis data dan interpretasi temuan, diakhiri dengan penarikan kesimpulan.
Karakteristik Metode Ilmiah
Metode ilmiah bergantung pada karakterisasi yang cermat atas subjek investigasi. Dalam proses karakterisasi, ilmuwan mengidentifikasi sifat-sifat utama yang relevan yang dimiliki oleh subjek yang diteliti. Selain itu, proses ini juga dapat melibatkan proses penentuan (definisi) dan pengamatan-pengamatan yang dimaksud seringkali memerlukan pengukuran dan perhitungan yang cermat. Proses pengukuran dapat dilakukan terhadap objek yang tidak dapat diakses atau dimanipulasi seperti bintang atau populasi manusia. Hasil pengukuran secara ilmiah biasanya ditabulasikan dalam table. Digambarkan dalam bentuk grafik atau dipetakan dan diproses dengan penghitungan statistika seperti korelasi dan regresi.
Umumnya terdapat empat karakteristik penelitian ilmiah :
  1. Sistematik. Berarti suatu penelitian harus disusun dan dilaksanakan secara berurutan sesuai pola dan kaidah yang benar, dari yang mudah dan sederhana sampai yang kompleks.
  2. Logis. Suatu penelitian dikatakan benar bila dapat diterima akal dan berdasarkan fakta empirik. Pencarian kebenaran harus berlangsung menurut prosedur atau kaidah bekerjanya akal yaitu logika. Prosedur penalaran yang dipakai bias dengan prosedur induktif yaitu cara berpikir untuk menarik kesimpulan umum dari berbagai kasus individual (khusus), atau prosedur deduktif yaitu cara berpikir untuk menarik kesimpulan yang bersifat khusus dari pernyataan yang bersifat umum.
  3. Empirik. Artinya suatu penelitian yang didasarkan pada pengalaman sehari-hari, yang ditemukan atau melalui hasil coba-coba yang kemudian diangkat sebagai hasil penelitian. Landasan empirik ada tiga yaitu :
a.       Hal-hal empirik selalu memiliki persamaan dan perbedaan (ada penggolongan atau perbandingan satu sama lain).
b.      Hal-hal empirik selalu berubah-ubah sesuai dengan waktu.
c.       Hal-hal empirik tidak bisa secara kebetulan,melainkan ada penyebabnya.
  1. Replikatif. Artinya suatu penelitian yang pernah dilakukan harus di uji kembali oleh peneliti lain dan harus memberikan hasil yang sama bila dilakukan dengan metode, kriteria, dan kondisi yang sama. Agar bersifat replikatif, penyusunan definisi operasional variable menjadi langkah penting bagi seorang peneliti.
Langkah-Langkah Metode Ilmiah
Langkah-langkah pada metode ilmiah antara lain:
  1. Memilih dan mendefinisikan masalah
  2. Survey terhadap data yang tersedia
  3. Memformulasikan hipotesa
  4. Membangun kerangka analisa serta alat-alat dalam menguji hipotesa
  5. Mengumpulkan data primer
  6. Mengolah, menganalisa serta membuat interpretasi
  7. Membuat generalisasi dan kesimpulan
  8. Membuat laporan
Pelaksanaan metode ini meliputi enam tahap, yaitu :
  1. Merumuskan masalah.
  2. Mengumpulkan keterangan, yaitu segala informasi yang mengarah dan dekat pada pemecahan masalah. Sering juga disebut mengkaji teori atau kajian pustaka.
  3. Menyusun hipotesis yang merupakan kesimpulan sementara yang berdasarkan data atau keterangan yang diperoleh selama observasi atau telaah pustaka.
  4. Menguji hipotesis dengan melakukan percobaan atau penelitian.
  5. Mengolah data (hasil) percobaan dengan menggunakan metode statistic untuk menghasilkan kesimpulan. Hasil penelitian dengan metode ini adalah data yang objektif, tidk dipengaruhi subyektifitas ilmuwan peneliti dan universal.
  6. Menguji kesimpulan untuk meyakinkan kebenaran hipotesis melalui hasil percobaan dan perlu juga dilakukan uji ulang. Apabila hasil uji mendukung hipotesis, maka hipotesis itu bias menjadi kaidah (hukum) dan bahkan menjadi teori.
Sumber :